Setelah pertemuan di RR, kami menghubungi teman-teman yang lain untuk ikut dalam pelayanan ke kota Tahuna, di antarannya ; Firginia Mangundap (Nia), Melisa Panai (Lisa), Chris Sola Gea (Sola), Nikita Solung (Niki), Hutri Pandoh, Hartomo Mokalu, Franschiko Koampa, Joune Karwur, Stelah Tokah, Haylen Piri, Prety Sebel, Pingkan Sumolang, dan Lois Makansing. Pertemuan Perdana dari tim yang akan ikut dilaksanakan di pondok fila delfia. Sementara itu kami mengadakan pencarian Dana dengan menjual Rambutan dan Durian yang disumbangkan oleh Charles Koloay dengan Kendaraan Mobil Avansa yang berplat polisi DB.714.MP milik dari Bro Frids (Biasa disebut Mobil Dinas, Hehe) yang kami pakai selama persiapan.
Selama persiapan, Kami mengadakan latihan Skit, Drama, Tari-tarian dan berdiskusi di Jurusan biologi.
Awalnya kami merasa tidak ada kendala dalam melakukan persiapan, mulai dari latihan sampai pada pencarian dana dan prekrutan anggota Tim. Namun semakin dekat waktu untuk keberangkatan ke Tahuna, semakin banyak pula cobaan dan tantangan datang, baik dari dalam Tim maupun dari luar. Mulai dari pembatalan keikutsertaan beberapa orang karena alasan tidak mendapat izin dari orang tua, ada yang mau ikut ujian smester dan proposal, ada yang sakit, ada yang masih ragu karena dirundung duka, (Waktu itu yg memastikan diri untuk ikut, Nina, Winda, Pingkan, Nikita, Toar, Ibu Sumolang dan saya sendiri dari Tondano. Dari Tahuna ada Machia, Natalia dan Risma ) ditambah lagi belum adanya konfirmasi dari gereje-gereja yang akan kami kunjungi di Tahuna untuk menerima kami. Semua ini menjadi bagian dari cobaan Tim untuk melakukan pelayanan di Tahuna.
Suatu saat ketika kami mau menjenguk oma dari Victor Liando yg sakit dan kemudian meninggal malam itu di RSU Prof Kandow Malalayang, saya melihat Teman-teman lain kelihatan tidak bersemangat dan saya pun merasa akan putus asa, padahal waktu persiapan tinggal 5 hari lagi. Saya berusaha tetap kuat dan selalu berdoa serta berserah pada Tuhan, meminta Hikmat dan Kekuatan untuk tim kami, Bahkan sempat meminta di doakan lewat siaran radio waktu itu.
H-2 sebelum akan berangkat, personal Tim belum cukup. Pada pagi hari itu saya merenung dan sempat mencoba untuk menyerah dan membatalkan rencana ini. Tapi saya tersadar dan dingatkan oleh kalimat dalam alkitab, Roma 8 : 28
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah"
Memang sulit untuk mengerti makna bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, sebab manusia cenderung melihat realita hidup. Manusia cenderung melihat apa yang dilihat oleh mata dan beranggapan bahwa apa yang tidak terlihat berarti tidak pernah ada. Dan lewat ayat ini saya diingatkan bahwa : Allah turut bekerja bukan dengan cara mengerjakan semua pekerjaan yang harus kita kerjakan. Melainkan Allah bekerja dengan cara memberikan kita kemampuan, hikmat dan kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Allah turut bekerja dengan cara memberikan kecerdasan kepada seorang dokter dalam mendiagnosa pasiennya,,, memberikan hikmat kepada seorang insinyur untuk merancang sebuah bangunan yang kokoh,, memberikan tangan trampil kepada tangan seorang pelukis untuk menciptakan karya seni yang mengagumkan,,, memberikan tangan yang kuat namun lembut kepada seorang ibu untuk menggendong bayinya, dan memberikan keberanian kepada seorang penginjil untuk menyampaikan berita Injil kepada yang belum percaya serta membuka hati orang yang di Injili untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dan saya sangat Yakin Allah pun turut bekerja dalam misi pelayanan Tim ini. Semuanya dikerjakan oleh Tuhan untuk sebuah maksud yang mulia, supaya kita lebih dekat dengan Tuhan.
Saya kembali membuka alkitab dan saya temukan ayat alkitab yg menjadi tema dari pergerakan ini yakni dalam 2 Kor 15 : 58 “Berdirilah Teguh dan jangan Goyah, Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak akan sia-sia.”
2 ayat ini cukup memberi spirit bagi saya untuk tetap berjuang melakukan pelayanan ini. Seiring dengan itu Handphone saya berbunyi. Terdengar nada pesan masuk. Setelah saya buka pesan masuk, ternyata itu SMS dari teman saya. SMS nya begini:
“Bukan Kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yg membuat kita sulit, Jadi jangan pernah menyerah untuk mencoba dan jangan pernah mencoba untuk menyerah.”.
Pada saat itu, percaya diri saya kembali dan saya bilang dalam hati : “Tuhan,, Saya Butuh Engkau, saya sangat yakin, Kau tidak akan membiarkan saya dan Tim ini sendirian, Engkau pasti telah menyiapkan segala sesuatu yg dibutuhkan dalam Tim ini..
Pagi itu, setelah saya berdoa, perasaan saya terasa damai dan penuh sukacita. Kemudian saya mencoba menghubungi beberapa orang, dan puji Tuhan Yesus, Chris Sola bersedia memberi diri untuk ikut dalam pelayanan ini (Setelah bergumul untuk meminta izin dari Papanya) dan langsung menuju Tondano membantu saya membuat perlengkapan lainnya. Tidak hanya itu, sore harinya Prety Sebel dan Pingkan Sumolang bersedia juga memberi diri dalam pelayanan ini (padahal mereka baru selesai mengikuti pelayanan Stop Out Rukun Mahasiswa Amurang di Minsel bersama Bunda Nortje) dan juga Lois Mokansing yang waktu itu dihubungi oleh sih kecil Sola bersedia untuk ikut, serta victor Liando (Itoy) yg sebelumnya masih ragu untuk ikut sebab sementara dirundung duka, hari itu memberi kepastian pada saya untuk tetap ikut dalam pelayanan ini. Akhirnya Tim ini Solid dan kita mendapat dana yang cukup plus bantuan dari Bro’Meifrid dan beberapa teman yg lain seperti Rahel Kumesan Dll.
Esoknya, H-1 kami berkumpul semua di Jurusan Biologi untuk melakukan persiapan terakhir.
Saya tetap sadar bahwa iblis tidak akan senang melihat Tim ini bekerja, dan segala usaha pasti akan dilakukan oleh iblis untuk menggagalkan pelayanan ini. Itu bisa terlihat dari Dinamika Tim kami, mulai dari cara kami memanege waktu, ada yang sering terlambat sehingga kadang membuat tim yang lain kurang senang walau akhirya dapat menahan diri dan hanya memberi tahu ke saya dan juga cara berkomunikasi yg masih kaku di antara Tim yg lain karena mungkin pengaruh baru kenal. Tapi saya tetap yakin Tim ini akan solid.
Akhirnya, atas penyertaan Tuhan, kami bisa mempersiapkan segala sesuatu. Dan hari itu, Selasa, tanggal 24 January 2012 Tim GPMK SULUT Siap untuk berangkat.
Tapi Iblis tetap tidak tinggal diam, dia selalu mencari cela untuk mengacaukan Tim ini. Pada saat kami sudah berada di Manado, kami masih menjemput Ibu Sumolang di Mantos sambil Menunggu Nia dan Lisa, kemudian kami lanjut mencari perlengkapan lain di Jumbo. Pada saat itu waktu sudah menunjukkan pukul, 18.00 WITA dan cuaca tidak mendukung karena hujan deras. Kami terus bergerak dan bergegas ke pelabuhan Manado kerna kapal akan berangkat pukul 19.00 WITA. Sampai di pelabuhan Manado kami bergegas mengangkat Barang-barang ke atas kapal. Waktu telah menunjukan pkl. 18.30 WITA dan kami masih sementara mengangkat barang-barang Tim ke kapal KM. Holly Marin (Holly night kata Ibu Sumolang), sementara itu Lois Makansing anggota Tim Kami masih diperjalanan dari bitung menuju ke pelabuhan Manado. Waktu menunjukkan pukul 18,45 WITA, artinya masih ada kesempatan untuk mengembalikan mobil sewaan di Hotel Quality. Pikiran saya waktu itu tidak tenang dan saya merasa akan ketinggalan kapal. Ditengah hujan deras saat itu, saya dan Toar harus mengembalikan Mobil sewaan ke hotel Quality yang jarak tempuhX memakan waktu 30 menit PP Hotel Ke pelabuhan Manado. Saya Membawa 714 dan Toar membawa mobil sewaan. Kami terus berpacu melawan waktu dan berusaha menembus kemacetan di jalan kota manado. Saya menunggu Toar di depan gedung Hawa Baru Lama. Tim yg lain sedikit-sedikit menelpon saya, menanyakan keberadaan kami, karena kapal akan meninggalkan dermaga. Saya mencoba menghubungi Bro’Frids untuk meminta agar Nakhoda kapal bisa menunggu 10 menit, dan Bro’Frits menghubungi Sahbandar pelabuhan manado untuk menahan kapal selama 10 mnt. Setelah sekitaran 15 menit saya menunggu Toar, Akhirnya Toar muncul dengan sepeda motornya. Hujan turun lebih deras lagi. Gas langsung saya tancap dan malam hari itu saya berhasil menjadi pembalap, sebab saya dapat melewati kemacetan di jalan samrat dan sampai di pelabuhan manado dengan melaju cepat walau sempat membuat Toar tegang karena duduk didepan. Hahaha.. (Teman2 Tim bersama Ibu Somolang masih terus menelpon dan menanyakan keberadaan kami), dan akhirnya,,, Kami ketinggalan kapal, setibanya kami di pelabuhan,, kapal Holly Marin sudah Jauh dengan jarak 10 meter dari dermaga… Sia-sialah balapan saya…. :D…
Ibu Sumolang sdh panik, beliau telpon ke saya dan menanyakan, tetang nasib Tim kalo sdh sampai di Tahuna. Beruntung dalam Tim ada Nikita Solung (Cucu dr Pdt Makasar / Ketua BANMAG dan BKSAU Sangihe).
Saya dan Toar hanya bisa berdiri dan melongong melihat kapal Holly telah berangkat. Iblis mungkin tertawa melihat hal ini, Tapi Tuhan tetap memberi pertolongan. Malam itu saya langsung menghubungi Bro’Frids dan memberitahu bahwa saya dan Toar ketinggalan kapal. Lalu kami meninggalkan pelabuhan, pergi mencari sesuap nasi (Haha) dan 6 cucu Rage plus 2 mangkuk Coffee Tora Bika di Sario untuk mengisi Kampung Tengah (perut) kemudian ke Politeknik nginap dengan Tante saya disana.
Sambil berbaring di kasur saya merenung : Ternyata Tim ini perlu untuk tahu mengatur waktu dalam melakukan kegiatan pelayanan, dan itu harus dimulai dari waktu pribadi. Terlambat atau Telat mungkin adalah hal kecil tapi dampaknya sanggat besar, bagi pribadi dan juga bagi orang lain. Seseorang mungkin tidak tahu, kadang orng itu menjadi batu sandungan bagi orang lain jika dia telat waktu, atau mungkin jadi buah bibir dan hujatan orng lain karena sakit hati sebab sering dibuat menunggu. Sehingga berdampak pada ketidakharmonisan hubungan dengan orang lain. Bisa mengakibatkan perselisihan dan lebih parah lagi perpecahan. Saya dan Tim ini perlu untuk belajar agar lebih menghargai dan mengatur waktu supaya tidak terbuang sia-sia.
Esoknya, hari Rabu 25 Jan’12, Puji Tuhan saya dan Toar mendapat tiket Gratis VIP kapal Express bahari. Dan Tim yg lain sudah Tiba di Tahuna hari itu pukul 04.00 WITA dan dijemput oleh saudara dari Pendeta Makasar. Sementara Saya dan Toar nanti Tiba di Tahuna Jam 4 Sore setelah melewati 2 pulau di Kabupaten SITARO, yakni Pulau Tagulandang dan Pulau Siau dan 2 Gunung Api yakni Gunung Ruang dan Gunung Karangetan.. Tiba di pelabuhan Tahuna, Toar langsung berteriak : “Sekali Mendayung 2-3 Pulau terlewati..!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar