Minggu, 11 Maret 2012

TEKNIK MEMIMPIN SIDANG.

Oleh: Hanry Liunsanda, SH
(Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian BPC GMKI Tondano)

A. PENDAHULUAN
Sidang atau rapat merupakan media pengambilan keputusan. Sidang ataupun rapat dapat di artikan sebagai alat yang penting untuk mencari informasi dan mengambil keputusan. Mencari informasi yang di maksudkan adalah mendengarkan tanggapan, sanggahan, jawaban berupa pendapat/pemikiran dari peserta sidang/rapat yang di fasilitasi oleh pemimpin sidang/rapat guna mencapai suatu kesepakatan untuk kepentingan bersama.
B. PERSIAPAN SIDANG
Persiapan persidangan adalah hal yang cukup menentukan berhasil atau tidaknya suatu persidangan. Untuk itu beberapa hal perlu di perhatikan sebagai persiapan awal untuk mengadakan persidangan yaitu
a. Agenda Sidang; adalah materi yang di tentukan untuk di bahas dan waktu yang di butuhkan untuk membicarakan materi yang akan di bahas , sehingga agenda sidang sangat pula menentukan panjang atau pendeknya suatu persidangan. Dengan demikian agenda sidang haruslah disusun secara sistematis
b. Working Papers atau lembar kerja. Lembar kerja; adalah rancangan materi yang akan di bicarakan dalam persidangan. Sehingga sebagai persiapan awal perlu atau tidaknya rancangan materi tersebut tergantung dari bentuk persidangan atau rapat yang akan di adakan. Jika lembar kerja di butuhkan, siapa yang akan ditugaskan untuk menyusun, berapa lama penyusunannya, kepada siapa lembar kerja tersebut dibagikan.
c. Jumlah peserta sidang. Peserta sidang adalah semua orang yang mutlak harus hadir dalam persidangan.
d. Alat bantu lainnya. Alat bantu lainnya yang di maksudkan adalah alat yang akan di gunakan dalam persidangan sehingga mempermudah dalam mengemukakan ide dengan sistematis, cepat dan tepat. Alat bantu ini seperti papan tulis, palu sidang, bagan-bagan, proyektor dan sebagainya.

Selain hal tersebut di atas yang perlu di perhatikan adalah ruangan sidang yang memadai, penerangan yang cukup, kebersihan tempat persidangan, peredaran udara atau ventilasi dalam ruangan.
C. PEMIMPIN SIDANG
Pemimpin sidang bertugas agar sidang dapat menghasilkan sesuatu keputusan sesuai materi persidangan dalam batas waktu yang telah di tentukan sebelumnya. Pemimpin sidang harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta penguasaan komunikasi yang efektif agar dalam persidangan agar dapat memimpin sidang, dapat menghasilkan, mendapatkan informasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Selain hal tersebut di atas, pemimpin sidang juga harus mengetahui watak kepribadian, perilaku (berwibawa) sehingga dalam memimpin sidang dapat menimbulkan rasa hormat dari peserta.
Pemimpin sidang yang baik adalah pemimpin sidang yang harus memiliki ketrampilan sebagai berikut:
a. Harus mampu memberi bimbingan dan tegas.
b. Harus diterima oleh para peserta sidang sebagai pemimpin, baik karena kemampunnya dan pengetahuannya tentang tugas pokok organisasi, maupun karena kemampuannya memelihara hubungan yang baik dengan orang lain.
c. Berbicara to the point dan tidak boleh mendominasi pembicaraan.
d. Mempunyai integritas, kemauan dan kerelaan untuk memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain sebanyak mungkin. Selain itu pemimpin sidang harus juga mempunyai pendirian yang tetap, konsekuen , dan tidak mudah terombang- ambing oleh suasana sekelilingnya.
e. Mempunyai ketrampilan yang tinggi dan sistematis dalam memecahkan masalah.
Beberapa tipe pimpinan sidang:
a. Otoriter : yaitu pimpinan sidang yang selalu memaksakan kehendaknya dan kadang tidak adil dalam memberikan kesempatan berbicara kepada peserta sidang. Tipe pimpinan sidang seperti ini sangat tidak baik karena rentan terhadap pertikaian yang meluas, karena dia bukan lagi sebagai penengah tetapi menjadi pihak yang harus ditengahi.
b. Demokratis: yaitu pimpinan sidang yang dalam memimpin sidang mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan berusaha untuk memberi kesempatan yang sama terhadap seluruh peserta sidang.
Ada beberapa tipe lagi namun yang paling penting adalah kedua tipe diatas.
Hal yang harus dihindari oleh pimpinan sidang:
a. Komunikasi dua arah, dimana hanya ada dua orang saja yang diberi kesempatan untuk berbicara karena dianggap bahwa yang satu sebagai penebar wacana sedangkan yang lain sebagai penanggap. Padahal seharusnya dalam setiap pokok pembicaraan selalu melibatkan semua peserta sidang.
b. Keluar dari pokok pembicaraan, artinya pimpinan sidang harus terus berusaha untuk mempertahankan agar setiap pembicaraan selalu terkoordinir secara sistematis sehingga suatu pokok pembicaraan dibicarakan secara tuntas sebelum pindah ke masalah berikutnya.
c. Memonopoli pembicaraan, seorang pimpinan sidang yang baik adalah orang yang senantiasa memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta untuk mengungkapkan idenya, kemudian menyimpulkan semua ide peserta secara singkat dan jelas.
Dalam kondisi tertentu, sebuah keputusan dalam persidangan dapat diambil dengan suara terbanyak.
Berikut beberapa tipe keputusan yang sering diambil dalam sebuah persidangan :
1. Decision by single individuals, yaitu keputusan yang dilakukan oleh seseorang dalam kelompok/sidang. Terjadi dalam situasi gawat atau waktu mendesak
2. Minority decision, yaitu beberapa orang dalam persidangan mengambil keputusan. Biasanya keputusan ini kurang didukung
3. Majority decision, yaitu keputusan dibuat oleh meyoritas anggota kelompok (biasanya bentuk voting). Biasanya berakibat buruk terhadap yang kalah.
4. Consensus decision, yaitu keputusan yang melibatkan seluruh anggota sampai semua anggota menerima dan bersedia melaksanakan walaupun tidak semua setuju
5. Unanimmity decision, yaitu keputusan bulat dan tidak lonjong

D. PENGARAHAN PERSIDANGAN
Dalam proses persidangan sering di temui adanya tanggapan, usul, ataupun pernyataan pendapat dari peserta untuk materi-materi tertentu yang sedang di bahas. Untuk kelancaran persidangan maka perlu di perhatikan oleh peserta sidang adalah menyangkut “INTERUPSI” atau pemotongan pembicaraan. Interupsi secara umum dapat di bagi atas :
1. Point of Information ( jika akan memberikan informasi tentang sesuatu diluar hal yang sedang dibahas)
2. Point of Order ( jika akan memberikan masukan)
3. Point of Clarification ( jika akan meluruskan pembicaraan)
4. Point of Personality (jika akan melakukan pembelaan diri)

E. ISTILAH TEKNIS DALAM SIDANG/RAPAT
a. Sidang komisi: adalah istilah untuk sidang yang hanya dihadiri oleh beberapa anggota persidangan untuk membahas tugas tertentu sesuai dengan pembagian komisinya
b. Sidang pleno: adalah istilah untuk sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota persidangan untuk membahas/menetapkan sebuah keputusan
c. Sidang paripurna: adalah istilah untuk sidang pleno yang lebih luas, biasanya sidang ini juga dihadiri oleh undangan.
d. Sidang Istimewa: adalah sidang yang diselenggarakan khusus untuk membahas suatu masalah khusus dan tertentu
e. Majelis ketua/pemimpin sidang/rapat adalah orang yang dipercayakan untuk mengarahakan seluruh proses persidangan
f. Korum adalah istilah untuk keadaan dimana sebuah sidang layak mengambil keputusan (biasanya berupa jumlah peserta minimal yang harus menghadiri persidangan)
g. Voting adalah pemungutan suara terbanyak
h. Amandemen adalah peninjauan kembali terhadap materi yang telah dibahas/disetujui
i. Floor adalah forum persidangan
j. Lobbying adalah pembicaraan yang dilangsungkan diluar forum persidangan untuk menawarkan sebuah konsep
k. Skorsing adalah pemotongan agenda persidangan untuk waktu tertentu
l. Pending adalah penundaan pembahasan sebuah masalah karena alasan - alasan tertentu
m. Interupsi adalah pemotongan pembicaraan orang lain
n. Surat Keputusan Persidangan adalah kekuatan hukum formal atas segala sesuatu yang diputuskan dalam sidang/rapat
o. Notulensi adalah penulisan hasil rapat
p. Risalah adalah dokumen tentang proses berlangsungnya rapat
q. Sekretaris Persidangan adalah orang yang bertugas untuk melaksanakan tugas – tugas sekretaris dalam sidang
r. Moderator adalah istilah lain untuk pemimpin rapat

TEKNIK MEMIMPIN SIDANG Oleh: Hanry Liunsanda (Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian BPC GMKI Tondano)

A. PENDAHULUAN
Sidang atau rapat merupakan media pengambilan keputusan. Sidang ataupun rapat dapat di artikan sebagai alat yang penting untuk mencari informasi dan mengambil keputusan. Mencari informasi yang di maksudkan adalah mendengarkan tanggapan, sanggahan, jawaban berupa pendapat/pemikiran dari peserta sidang/rapat yang di fasilitasi oleh pemimpin sidang/rapat guna mencapai suatu kesepakatan untuk kepentingan bersama.
B. PERSIAPAN SIDANG
Persiapan persidangan adalah hal yang cukup menentukan berhasil atau tidaknya suatu persidangan. Untuk itu beberapa hal perlu di perhatikan sebagai persiapan awal untuk mengadakan persidangan yaitu
a. Agenda Sidang; adalah materi yang di tentukan untuk di bahas dan waktu yang di butuhkan untuk membicarakan materi yang akan di bahas , sehingga agenda sidang sangat pula menentukan panjang atau pendeknya suatu persidangan. Dengan demikian agenda sidang haruslah disusun secara sistematis
b. Working Papers atau lembar kerja. Lembar kerja; adalah rancangan materi yang akan di bicarakan dalam persidangan. Sehingga sebagai persiapan awal perlu atau tidaknya rancangan materi tersebut tergantung dari bentuk persidangan atau rapat yang akan di adakan. Jika lembar kerja di butuhkan, siapa yang akan ditugaskan untuk menyusun, berapa lama penyusunannya, kepada siapa lembar kerja tersebut dibagikan.
c. Jumlah peserta sidang. Peserta sidang adalah semua orang yang mutlak harus hadir dalam persidangan.
d. Alat bantu lainnya. Alat bantu lainnya yang di maksudkan adalah alat yang akan di gunakan dalam persidangan sehingga mempermudah dalam mengemukakan ide dengan sistematis, cepat dan tepat. Alat bantu ini seperti papan tulis, palu sidang, bagan-bagan, proyektor dan sebagainya.

Selain hal tersebut di atas yang perlu di perhatikan adalah ruangan sidang yang memadai, penerangan yang cukup, kebersihan tempat persidangan, peredaran udara atau ventilasi dalam ruangan.
C. PEMIMPIN SIDANG
Pemimpin sidang bertugas agar sidang dapat menghasilkan sesuatu keputusan sesuai materi persidangan dalam batas waktu yang telah di tentukan sebelumnya. Pemimpin sidang harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta penguasaan komunikasi yang efektif agar dalam persidangan agar dapat memimpin sidang, dapat menghasilkan, mendapatkan informasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Selain hal tersebut di atas, pemimpin sidang juga harus mengetahui watak kepribadian, perilaku (berwibawa) sehingga dalam memimpin sidang dapat menimbulkan rasa hormat dari peserta.
Pemimpin sidang yang baik adalah pemimpin sidang yang harus memiliki ketrampilan sebagai berikut:
a. Harus mampu memberi bimbingan dan tegas.
b. Harus diterima oleh para peserta sidang sebagai pemimpin, baik karena kemampunnya dan pengetahuannya tentang tugas pokok organisasi, maupun karena kemampuannya memelihara hubungan yang baik dengan orang lain.
c. Berbicara to the point dan tidak boleh mendominasi pembicaraan.
d. Mempunyai integritas, kemauan dan kerelaan untuk memberikan kesempatan berbicara kepada orang lain sebanyak mungkin. Selain itu pemimpin sidang harus juga mempunyai pendirian yang tetap, konsekuen , dan tidak mudah terombang- ambing oleh suasana sekelilingnya.
e. Mempunyai ketrampilan yang tinggi dan sistematis dalam memecahkan masalah.
Beberapa tipe pimpinan sidang:
a. Otoriter : yaitu pimpinan sidang yang selalu memaksakan kehendaknya dan kadang tidak adil dalam memberikan kesempatan berbicara kepada peserta sidang. Tipe pimpinan sidang seperti ini sangat tidak baik karena rentan terhadap pertikaian yang meluas, karena dia bukan lagi sebagai penengah tetapi menjadi pihak yang harus ditengahi.
b. Demokratis: yaitu pimpinan sidang yang dalam memimpin sidang mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan berusaha untuk memberi kesempatan yang sama terhadap seluruh peserta sidang.
Ada beberapa tipe lagi namun yang paling penting adalah kedua tipe diatas.
Hal yang harus dihindari oleh pimpinan sidang:
a. Komunikasi dua arah, dimana hanya ada dua orang saja yang diberi kesempatan untuk berbicara karena dianggap bahwa yang satu sebagai penebar wacana sedangkan yang lain sebagai penanggap. Padahal seharusnya dalam setiap pokok pembicaraan selalu melibatkan semua peserta sidang.
b. Keluar dari pokok pembicaraan, artinya pimpinan sidang harus terus berusaha untuk mempertahankan agar setiap pembicaraan selalu terkoordinir secara sistematis sehingga suatu pokok pembicaraan dibicarakan secara tuntas sebelum pindah ke masalah berikutnya.
c. Memonopoli pembicaraan, seorang pimpinan sidang yang baik adalah orang yang senantiasa memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta untuk mengungkapkan idenya, kemudian menyimpulkan semua ide peserta secara singkat dan jelas.
Dalam kondisi tertentu, sebuah keputusan dalam persidangan dapat diambil dengan suara terbanyak.
Berikut beberapa tipe keputusan yang sering diambil dalam sebuah persidangan :
1. Decision by single individuals, yaitu keputusan yang dilakukan oleh seseorang dalam kelompok/sidang. Terjadi dalam situasi gawat atau waktu mendesak
2. Minority decision, yaitu beberapa orang dalam persidangan mengambil keputusan. Biasanya keputusan ini kurang didukung
3. Majority decision, yaitu keputusan dibuat oleh meyoritas anggota kelompok (biasanya bentuk voting). Biasanya berakibat buruk terhadap yang kalah.
4. Consensus decision, yaitu keputusan yang melibatkan seluruh anggota sampai semua anggota menerima dan bersedia melaksanakan walaupun tidak semua setuju
5. Unanimmity decision, yaitu keputusan bulat dan tidak lonjong

D. PENGARAHAN PERSIDANGAN
Dalam proses persidangan sering di temui adanya tanggapan, usul, ataupun pernyataan pendapat dari peserta untuk materi-materi tertentu yang sedang di bahas. Untuk kelancaran persidangan maka perlu di perhatikan oleh peserta sidang adalah menyangkut “INTERUPSI” atau pemotongan pembicaraan. Interupsi secara umum dapat di bagi atas :
1. Point of Information ( jika akan memberikan informasi tentang sesuatu diluar hal yang sedang dibahas)
2. Point of Order ( jika akan memberikan masukan)
3. Point of Clarification ( jika akan meluruskan pembicaraan)
4. Point of Personality (jika akan melakukan pembelaan diri)

E. ISTILAH TEKNIS DALAM SIDANG/RAPAT
a. Sidang komisi: adalah istilah untuk sidang yang hanya dihadiri oleh beberapa anggota persidangan untuk membahas tugas tertentu sesuai dengan pembagian komisinya
b. Sidang pleno: adalah istilah untuk sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota persidangan untuk membahas/menetapkan sebuah keputusan
c. Sidang paripurna: adalah istilah untuk sidang pleno yang lebih luas, biasanya sidang ini juga dihadiri oleh undangan.
d. Sidang Istimewa: adalah sidang yang diselenggarakan khusus untuk membahas suatu masalah khusus dan tertentu
e. Majelis ketua/pemimpin sidang/rapat adalah orang yang dipercayakan untuk mengarahakan seluruh proses persidangan
f. Korum adalah istilah untuk keadaan dimana sebuah sidang layak mengambil keputusan (biasanya berupa jumlah peserta minimal yang harus menghadiri persidangan)
g. Voting adalah pemungutan suara terbanyak
h. Amandemen adalah peninjauan kembali terhadap materi yang telah dibahas/disetujui
i. Floor adalah forum persidangan
j. Lobbying adalah pembicaraan yang dilangsungkan diluar forum persidangan untuk menawarkan sebuah konsep
k. Skorsing adalah pemotongan agenda persidangan untuk waktu tertentu
l. Pending adalah penundaan pembahasan sebuah masalah karena alasan - alasan tertentu
m. Interupsi adalah pemotongan pembicaraan orang lain
n. Surat Keputusan Persidangan adalah kekuatan hukum formal atas segala sesuatu yang diputuskan dalam sidang/rapat
o. Notulensi adalah penulisan hasil rapat
p. Risalah adalah dokumen tentang proses berlangsungnya rapat
q. Sekretaris Persidangan adalah orang yang bertugas untuk melaksanakan tugas – tugas sekretaris dalam sidang
r. Moderator adalah istilah lain untuk pemimpin rapat

Jumat, 02 Maret 2012

PERSIAPAN TIM GPMK KE TAHUNA KAB. SANGIHE

Setelah pertemuan di RR, kami menghubungi teman-teman yang lain untuk ikut dalam pelayanan ke kota Tahuna, di antarannya ; Firginia Mangundap (Nia), Melisa Panai (Lisa), Chris Sola Gea (Sola), Nikita Solung (Niki), Hutri Pandoh, Hartomo Mokalu, Franschiko Koampa, Joune Karwur, Stelah Tokah, Haylen Piri, Prety Sebel, Pingkan Sumolang, dan Lois Makansing. Pertemuan Perdana dari tim yang akan ikut dilaksanakan di pondok fila delfia. Sementara itu kami mengadakan pencarian Dana dengan menjual Rambutan dan Durian yang disumbangkan oleh Charles Koloay dengan Kendaraan Mobil Avansa yang berplat polisi DB.714.MP milik dari Bro Frids (Biasa disebut Mobil Dinas, Hehe) yang kami pakai selama persiapan.
Selama persiapan, Kami mengadakan latihan Skit, Drama, Tari-tarian dan berdiskusi di Jurusan biologi.
Awalnya kami merasa tidak ada kendala dalam melakukan persiapan, mulai dari latihan sampai pada pencarian dana dan prekrutan anggota Tim. Namun semakin dekat waktu untuk keberangkatan ke Tahuna, semakin banyak pula cobaan dan tantangan datang, baik dari dalam Tim maupun dari luar. Mulai dari pembatalan keikutsertaan beberapa orang karena alasan tidak mendapat izin dari orang tua, ada yang mau ikut ujian smester dan proposal, ada yang sakit, ada yang masih ragu karena dirundung duka, (Waktu itu yg memastikan diri untuk ikut, Nina, Winda, Pingkan, Nikita, Toar, Ibu Sumolang dan saya sendiri dari Tondano. Dari Tahuna ada Machia, Natalia dan Risma ) ditambah lagi belum adanya konfirmasi dari gereje-gereja yang akan kami kunjungi di Tahuna untuk menerima kami. Semua ini menjadi bagian dari cobaan Tim untuk melakukan pelayanan di Tahuna.
Suatu saat ketika kami mau menjenguk oma dari Victor Liando yg sakit dan kemudian meninggal malam itu di RSU Prof Kandow Malalayang, saya melihat Teman-teman lain kelihatan tidak bersemangat dan saya pun merasa akan putus asa, padahal waktu persiapan tinggal 5 hari lagi. Saya berusaha tetap kuat dan selalu berdoa serta berserah pada Tuhan, meminta Hikmat dan Kekuatan untuk tim kami, Bahkan sempat meminta di doakan lewat siaran radio waktu itu.
H-2 sebelum akan berangkat, personal Tim belum cukup. Pada pagi hari itu saya merenung dan sempat mencoba untuk menyerah dan membatalkan rencana ini. Tapi saya tersadar dan dingatkan oleh kalimat dalam alkitab, Roma 8 : 28
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah"
Memang sulit untuk mengerti makna bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, sebab manusia cenderung melihat realita hidup. Manusia cenderung melihat apa yang dilihat oleh mata dan beranggapan bahwa apa yang tidak terlihat berarti tidak pernah ada. Dan lewat ayat ini saya diingatkan bahwa : Allah turut bekerja bukan dengan cara mengerjakan semua pekerjaan yang harus kita kerjakan. Melainkan Allah bekerja dengan cara memberikan kita kemampuan, hikmat dan kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Allah turut bekerja dengan cara memberikan kecerdasan kepada seorang dokter dalam mendiagnosa pasiennya,,, memberikan hikmat kepada seorang insinyur untuk merancang sebuah bangunan yang kokoh,, memberikan tangan trampil kepada tangan seorang pelukis untuk menciptakan karya seni yang mengagumkan,,, memberikan tangan yang kuat namun lembut kepada seorang ibu untuk menggendong bayinya, dan memberikan keberanian kepada seorang penginjil untuk menyampaikan berita Injil kepada yang belum percaya serta membuka hati orang yang di Injili untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dan saya sangat Yakin Allah pun turut bekerja dalam misi pelayanan Tim ini. Semuanya dikerjakan oleh Tuhan untuk sebuah maksud yang mulia, supaya kita lebih dekat dengan Tuhan.
Saya kembali membuka alkitab dan saya temukan ayat alkitab yg menjadi tema dari pergerakan ini yakni dalam 2 Kor 15 : 58 “Berdirilah Teguh dan jangan Goyah, Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak akan sia-sia.”
2 ayat ini cukup memberi spirit bagi saya untuk tetap berjuang melakukan pelayanan ini. Seiring dengan itu Handphone saya berbunyi. Terdengar nada pesan masuk. Setelah saya buka pesan masuk, ternyata itu SMS dari teman saya. SMS nya begini:
“Bukan Kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yg membuat kita sulit, Jadi jangan pernah menyerah untuk mencoba dan jangan pernah mencoba untuk menyerah.”.
Pada saat itu, percaya diri saya kembali dan saya bilang dalam hati : “Tuhan,, Saya Butuh Engkau, saya sangat yakin, Kau tidak akan membiarkan saya dan Tim ini sendirian, Engkau pasti telah menyiapkan segala sesuatu yg dibutuhkan dalam Tim ini..
Pagi itu, setelah saya berdoa, perasaan saya terasa damai dan penuh sukacita. Kemudian saya mencoba menghubungi beberapa orang, dan puji Tuhan Yesus, Chris Sola bersedia memberi diri untuk ikut dalam pelayanan ini (Setelah bergumul untuk meminta izin dari Papanya) dan langsung menuju Tondano membantu saya membuat perlengkapan lainnya. Tidak hanya itu, sore harinya Prety Sebel dan Pingkan Sumolang bersedia juga memberi diri dalam pelayanan ini (padahal mereka baru selesai mengikuti pelayanan Stop Out Rukun Mahasiswa Amurang di Minsel bersama Bunda Nortje) dan juga Lois Mokansing yang waktu itu dihubungi oleh sih kecil Sola bersedia untuk ikut, serta victor Liando (Itoy) yg sebelumnya masih ragu untuk ikut sebab sementara dirundung duka, hari itu memberi kepastian pada saya untuk tetap ikut dalam pelayanan ini. Akhirnya Tim ini Solid dan kita mendapat dana yang cukup plus bantuan dari Bro’Meifrid dan beberapa teman yg lain seperti Rahel Kumesan Dll.
Esoknya, H-1 kami berkumpul semua di Jurusan Biologi untuk melakukan persiapan terakhir.
Saya tetap sadar bahwa iblis tidak akan senang melihat Tim ini bekerja, dan segala usaha pasti akan dilakukan oleh iblis untuk menggagalkan pelayanan ini. Itu bisa terlihat dari Dinamika Tim kami, mulai dari cara kami memanege waktu, ada yang sering terlambat sehingga kadang membuat tim yang lain kurang senang walau akhirya dapat menahan diri dan hanya memberi tahu ke saya dan juga cara berkomunikasi yg masih kaku di antara Tim yg lain karena mungkin pengaruh baru kenal. Tapi saya tetap yakin Tim ini akan solid.
Akhirnya, atas penyertaan Tuhan, kami bisa mempersiapkan segala sesuatu. Dan hari itu, Selasa, tanggal 24 January 2012 Tim GPMK SULUT Siap untuk berangkat.
Tapi Iblis tetap tidak tinggal diam, dia selalu mencari cela untuk mengacaukan Tim ini. Pada saat kami sudah berada di Manado, kami masih menjemput Ibu Sumolang di Mantos sambil Menunggu Nia dan Lisa, kemudian kami lanjut mencari perlengkapan lain di Jumbo. Pada saat itu waktu sudah menunjukkan pukul, 18.00 WITA dan cuaca tidak mendukung karena hujan deras. Kami terus bergerak dan bergegas ke pelabuhan Manado kerna kapal akan berangkat pukul 19.00 WITA. Sampai di pelabuhan Manado kami bergegas mengangkat Barang-barang ke atas kapal. Waktu telah menunjukan pkl. 18.30 WITA dan kami masih sementara mengangkat barang-barang Tim ke kapal KM. Holly Marin (Holly night kata Ibu Sumolang), sementara itu Lois Makansing anggota Tim Kami masih diperjalanan dari bitung menuju ke pelabuhan Manado. Waktu menunjukkan pukul 18,45 WITA, artinya masih ada kesempatan untuk mengembalikan mobil sewaan di Hotel Quality. Pikiran saya waktu itu tidak tenang dan saya merasa akan ketinggalan kapal. Ditengah hujan deras saat itu, saya dan Toar harus mengembalikan Mobil sewaan ke hotel Quality yang jarak tempuhX memakan waktu 30 menit PP Hotel Ke pelabuhan Manado. Saya Membawa 714 dan Toar membawa mobil sewaan. Kami terus berpacu melawan waktu dan berusaha menembus kemacetan di jalan kota manado. Saya menunggu Toar di depan gedung Hawa Baru Lama. Tim yg lain sedikit-sedikit menelpon saya, menanyakan keberadaan kami, karena kapal akan meninggalkan dermaga. Saya mencoba menghubungi Bro’Frids untuk meminta agar Nakhoda kapal bisa menunggu 10 menit, dan Bro’Frits menghubungi Sahbandar pelabuhan manado untuk menahan kapal selama 10 mnt. Setelah sekitaran 15 menit saya menunggu Toar, Akhirnya Toar muncul dengan sepeda motornya. Hujan turun lebih deras lagi. Gas langsung saya tancap dan malam hari itu saya berhasil menjadi pembalap, sebab saya dapat melewati kemacetan di jalan samrat dan sampai di pelabuhan manado dengan melaju cepat walau sempat membuat Toar tegang karena duduk didepan. Hahaha.. (Teman2 Tim bersama Ibu Somolang masih terus menelpon dan menanyakan keberadaan kami), dan akhirnya,,,  Kami ketinggalan kapal, setibanya kami di pelabuhan,, kapal Holly Marin sudah Jauh dengan jarak 10 meter dari dermaga… Sia-sialah balapan saya…. :D…
Ibu Sumolang sdh panik, beliau telpon ke saya dan menanyakan, tetang nasib Tim kalo sdh sampai di Tahuna. Beruntung dalam Tim ada Nikita Solung (Cucu dr Pdt Makasar / Ketua BANMAG dan BKSAU Sangihe).
Saya dan Toar hanya bisa berdiri dan melongong melihat kapal Holly telah berangkat. Iblis mungkin tertawa melihat hal ini, Tapi Tuhan tetap memberi pertolongan. Malam itu saya langsung menghubungi Bro’Frids dan memberitahu bahwa saya dan Toar ketinggalan kapal. Lalu kami meninggalkan pelabuhan, pergi mencari sesuap nasi (Haha) dan 6 cucu Rage plus 2 mangkuk Coffee Tora Bika di Sario untuk mengisi Kampung Tengah (perut) kemudian ke Politeknik nginap dengan Tante saya disana.
Sambil berbaring di kasur saya merenung : Ternyata Tim ini perlu untuk tahu mengatur waktu dalam melakukan kegiatan pelayanan, dan itu harus dimulai dari waktu pribadi. Terlambat atau Telat mungkin adalah hal kecil tapi dampaknya sanggat besar, bagi pribadi dan juga bagi orang lain. Seseorang mungkin tidak tahu, kadang orng itu menjadi batu sandungan bagi orang lain jika dia telat waktu, atau mungkin jadi buah bibir dan hujatan orng lain karena sakit hati sebab sering dibuat menunggu. Sehingga berdampak pada ketidakharmonisan hubungan dengan orang lain. Bisa mengakibatkan perselisihan dan lebih parah lagi perpecahan. Saya dan Tim ini perlu untuk belajar agar lebih menghargai dan mengatur waktu supaya tidak terbuang sia-sia.
Esoknya, hari Rabu 25 Jan’12, Puji Tuhan saya dan Toar mendapat tiket Gratis VIP kapal Express bahari. Dan Tim yg lain sudah Tiba di Tahuna hari itu pukul 04.00 WITA dan dijemput oleh saudara dari Pendeta Makasar. Sementara Saya dan Toar nanti Tiba di Tahuna Jam 4 Sore setelah melewati 2 pulau di Kabupaten SITARO, yakni Pulau Tagulandang dan Pulau Siau dan 2 Gunung Api yakni Gunung Ruang dan Gunung Karangetan.. Tiba di pelabuhan Tahuna, Toar langsung berteriak : “Sekali Mendayung 2-3 Pulau terlewati..!!!”

SEJARAH GERAKAN PENGINJILAN MAHASISWA KRISTEN (GPMK) SULAWESI UTARA

Berawal dari percakapan yg terjadi sekitar bulan April 2011 di pondok Fila Delfia Tataaran II Tondano, antara saya, Pingkan Leong, Jeine Friska, Haylen Piri, Welmina Luntungan dengan obrolan yang penuh humor dan diwarnai dengan suasana gembira. Tiba-tiba muncul ide untuk melakukan tour ke kampung halaman saya di Nanusa dan hendak melakukan kegiatan pelayanan disana, dan akhirnya kami sepakat mencari waktu yang tepat untuk pergi ke Nanusa, mengingat saat itu ada beberapa orang dari kami yang masih banyak Mata Kuliah yang dikontrak.
Seiring berjalannya waktu pada bulan November 2011 saya bertemu dengan Brother Meifrid Palenewen (K’Frid) di Manado dan berdiskusi mengenai rencana tour ke Nanusa, Tapi K’Frids memberi usul ; …“bagimana kalau tournya ke kota Tahuna Kab Sangihe saja, dengan melakukan kegiatan pelayanan disana”…. Akhirnya kami berdua sepakat untuk melakukan kegiatan pelayanan disana. Kemudian saya memberitahukan rencana ini ke teman-teman yang lain, Pingkan Leong, Christina Umboh (Nina) dan Winda Anapu. Tapi saya berpikir, alangkah baiknya ada wadah yang harus dibentuk untuk mengumpulkan orang-orang yang mau memberi diri dalam pelayanan ini. Kemudian saya meminta usul dari k’Frid dan Ibu sumolang tentang pemberian nama dari wadah ini, tapi beliau berdua menyerahkan sepenuhnya hal itu pada saya. Maka saya mencoba untuk mencari nama yang tepat untuk wadah tersebut. Awalnya saya memberi nama “Gerakan Pelayanan Mahasiswa Kristen”, namun beberapa hari kemudian ada usul dari Pingkan Leong untuk mengganti kata ”pelayanan” dengan kata “Penginjilan” sehingga menjadi Gerakan Penginjilan Mahasiswa Kristen dengan basis Sulawesi Utara. Selanjutnya saya, Pingkan, Winda, dan Nina bertemu dan mematangkan rencana untuk pelayanan ke kota Tahuna dengan focus pelayanan yaitu Pekabaran Injil dengan format pentas seni rohani ke beberapa Gereja di Tahuna. Kemudian rencana ini saya sampaikan ke K’Frids dan Ibu Dra. Nortje Lalita Sumolang (Bunda). Mereka menyambut baik rencana ini dan bersedia menjadi Pembina GPMK.
Pada bulan November saya menghubungi beberapa orang untuk bergabung dalam Tim GPMK dan ikut dalam pelayanan ke Tahuna, di antaranya : Machia Tangkudung, S.S, Roland Mona, S.Pd, Victor Liando, Charles Koloay, Jackson Leonardo, Rahel Kumesan, Toar Dan Yusuf Wungouw, Janes Polii, dan teman-teman lain yg tidak sempat ikut dalam pelayanan ke Tahuna.
Setelah pergantian Tahun 2011 ke Tahun 2012 tepat pada hari jumat, tanggal 5 January 2012 (Pukul 18.00-23.00), Kami mengadakan pertemuan perdana bertempat di Rock Rand (RR) Hotel Manado yang difasilitasi oleh Brother Meifrid Palenewen. Hadir pada pertemuan itu: Meifrid Palenewen, Pingkan Leong, Christina Umboh, Winda Anapu, Rahel Kumesan, Toar Dan Jusuf Wungow, Charles Koloay, Jackson Leonardo dan Saya sendiri, disusul oleh Janes polii yang datang setelah pertemuan selesai. Saat itu kami membahas tentang pematangan pembentukan wadah ini dan membentuk Komisi GPMK serta persiapan Pentas Seni Rohani di Kota Tahuna (pada tanggal 26 Januari- 2 February 2012) serta membuat logo GPMK yang di disain oleh Janes Polii. Maka Resmilah pembentukan GPMK SULUT pada tanggal 5 Januari 2012..

#############

Minggu, 20 Februari 2011

TENTANGKU DAn MATA KASIH

Aku seorang yg Optimis : Aku menilai setiap org baik. Bahkan,,, begitu seringnya melihat sisi baik segala hal,, sehingga aku dicap oleh beberapa temanku hanya melihat kebaikan dan menafikan kenyataan. Ternyata tidak benar pernyataan yang mengatakan : Melihat dunia secara positif adalah cara melarikan diri dari kenyataan. Terkadang aku melihat setiap hal yg terjadi dengan pikiran yg positif, tapi terkadang juga aku sangat realistis. Aku tahu kejahatan itu ada, aku tahu setiap org tidak terlepas dr segala kesalahan. Tapi aku selalu menyaring pandanganku dengan Mata Kasih.

Aku selalu berusaha untuk menempatkan diri di lingkungan aku berada,.. dengan anak2 kecil aku bertingkah seperti anak kecil, dengan orang dewasa aku berperilaku dewasa, dengan org yg humoris dan suka bercanda aku pun selalu bercanda walau terkadang suka berlebihan, dengan orang serius aku juga berusaha untuk lebih serius,,,, dengan orng yg membutuhkan aku selalu berupaya membantu memberikan apa yg ada padaku. Aku paling tidak suka org menyepelekanku, akupun tidak mengharapkan pujian dari org lain dan aku selalu berusaha untuk mengalah. Diantara sekian banyak temanku, hanya sedikit yg tahu dan mengerti sifat dan karakterku. Banyak diantara mereka yg melihatku dari luar saja, tapi tidak pernah mencoba memahami dan mengerti jalan pikiranku juga sifat dan karakterku yg sebenarnya..

Ketika mereka melihat aku tersenyum dan tertawa,, mereka berpikir aku bahagia dan senang atau ketika mereka melihat aku cemberut dan murung mereka berpikir aku sedih dan penuh dengan masalah,, bahkan ketika mereka melihat mataku melotot tajam dan mendengar nada bicaraku yg keras mereka berpikir aku marah,, begitu sebaliknya.. Terkadang saat aku kesal dan tersinggung justru aku mengekspresikannya dengan wajah tersenyum, saat aku marah tatapanku terlihat begitu tenang, saat aku sedih kelihatanya tidak terjadi apa-apa. Terkadang mereka selalu salah menilai responku terhadap apa yang mereka lakukan. Padahal tidak semua yg mereka lihat dan dengar itu benar. Hanya sedikit dari teman2ku yg tahu dan mengerti pribadiku dan banyak yang tidak peduli krn masing2 mereka punya penilaian yg berbeda-beda tentang diriku. Kulakukan semua ini untuk menghindari pertengkaran, perselisihan dan mencegah terjadi masalah antara aku dengan org lain.

Pertanyaannya adalah : Apakah sikap ini membuatku sakit dan kecewa..?? Jawabannya adalah :

Kadang-kadang..
Tetapi aku percaya bahwa TUHAN melihatku dengan positif. Dia senantiasa memberiku kebaikan ditengah keraguanku.. tetapi Dia juga tahu pikiran2 Jahatku, iri hati dan kemalasanku. Tuhan melihatku saat aku beraduh mulut dengan org tua,saudara dan teman2ku, Hilang kesabaranku, lalai bertanggungjawab dalam tugasku dan semua kesalahan yg pernah aku buat. Namun Tanpa mempedulikan kesalahanku, TUHAN melihatku dengan MATA KASIH. Tuhan tidak buta dengan segala dosa Manusia, tapi Dia mengampuni umatnya jika umat itu memintaNya. Saat aku memandang dunia dan potensinya yg luar biasa, sikapku memampukan aku untuk melihat dengan belas kasihan. Dengan mengikuti dan meneladani sifat dan sikap dari Tuhan, lebih mudah bagiku untuk mengampuni saat kepedihan datang.. Itulah yg membuatku selalu memaafkan setiap orang yg berbuat salah dan menyakiti perasaanku serta berusaha untuk tidak menyakiti orang lain.

Aku selalu ingin memadang dunia ini dengan Tatapan Kasih.. ^_^Tuhan tahu Hatiku dan Dia mengerti keinginanku. Aku pun Tahu, Tuhan punya rencana dalam hidupku..AMIN.. :)

Jumat, 19 Maret 2010

SEJARAH DAN ASAL USUL KAMPUNG LALUHE

A. TOKOH PENDIRI
Tokoh pendiri kampung Laluhe adalah “RAPITAN”. Ia lahir tahun 1619 di Tumingan-Talumadun, sebuah bukit yang letaknya 500 meter sebelah utara kampung laluhe sekarang. Ayahnya “WALOWANUA”, ibunya “WINEWEAWATI”. Dari istrinya bernama WAU’, ia mendapat 3 (tiga) orang anak laki-laki yakni Salaude, Sompengan, Malaa.
Pada zamannya ia memunculkan gagasan bahwa Manusia sebagai mahluk sosial perlu tinggal bersama dalam satu tempat pemukiman”. Gagasan itu dilatar belakangi dengan situasi dan kondisi keamanan di Pulau-pulau Nanusa pada waktu itu yang sangat rawan karena sering diganggu dan di serang oleh bajak laut sulu.
Tahun 1659 ia mewujudkan gagasanya itu dengan mendirikan sebuah perkampungan yang diberinya nama “LALUHE”.
Nama “Laluhe” di ambil dari kata “Laluhan” artinya api nan tak kunjung padam. Laluhan adalah nama benda yang terbuat dari sabut kelapa kering yang di sobek-sobek halus yang di tancapkan di Tongkat kayu dengan diameter 5 cm. Bila disulut dengan api, benda ini digunakan sebagai suluh pada malam hari dan pembawa api pada siang hari.
Nama ini diberikan 0leh RAPITAN ketika mendirikan kampung LALUHE pada tahun 1659. Nama ini diberikan karena kampung LALUHE adalah kampung yang pertama di pulau-pulau NANUSA pada waktu itu yang mempunyai pemerintahan secara terkoordinasi.
Pada tahun 1667 RAPITAN menjadi pemimpin pemerintahan pertama di Pulau-pulau NANUSA. Jabatanya disebut “Ratun Tampa” yang di ambil dari bahasa adat Ratu dan Tampa yang Artinya Pemimpin Negeri (Ratu= Pemimpin dan Tampa= Negeri). Kampung LALUHE tempat kedudukannyadijadikan pusat Pemerintahannya dan disebut sebagai Inangu Tampa yang artinya Ibu Negeri (Inang=Ibu dan Tampa=Negeri).
Karena kedudukannya sebagai Inangu Tampa, nama kampung Laluhe sejak waktu itu dirubah menjadi “WENTANE” artinya Dasar/Pusat.
Pada tahun 1888 Belanda/VOC masuk di Pulau-pulau Nanusa dan menjadikannya wilayah Kojoguguan (Sekarag Kecamatan). Pada waktu itu Belanda ingin mengangkat LANTAA II yang pada waktu itu sebagai Ratun Tampa VII Pulau-Pulau NANUSA dan Ratumbanua (Pemimpin Kampung) VII Kampung Laluhe yang berkedudukan di Kampung Wentane, Sebagai Jogugu Pulau-Pulau di Nanusa, Tapi LANTAA II menolak. Dan Akhirnya dia di kucilkan/disingkirkan di tempat pembuangan.
Pada tahun 1890 Belanda mengambil Wuso dari Kampung Marampit menjadi Pjs Jogugu Pulau-pulau di Nanusa, yang kemudian pada tahun 1894 digantikan oleh Mamalu juga dari Kampung Marampit dan akhirnya pada Tahun 1896 Belanda mengangkat “PARAU” dari kampung Karatung menjadi Jogugu Defenitif Pulau-pulau NANUSA. Sejak waktu itu Pusat pemerintahan kejoguguan Pulau-pulau Nanusa di pindahkan ke kampung Karatung. Sejak waktu itu pula nama kampung Wentane di rubah kembali menjadi LALUHE sampai sekarang.

B. LETAK DAN BATAS WILAYAH KAMPUNG
1. Letak Kampung
a. Ketika didirikan Tahun 1619 :
Memanjang di pesisir pantai selatan Pulau Ahewalangnge (Pulau Marampit) dari Barat ke Timur, yakni dari Tempat bernama TAMANU’ sampai di tempat bernama MATANE
b. Dari Tahun 1905 sampai sekarang :
Memanjang dipesisir pantai selatan Pulau Marampit dari Tempat yang bernama TAMANU’ sampai di tempat yang bernama ALO, namun kemudian sebagian tempat pemukiman penduduk kampung Laluhe di pesisir pantai dari ALO samapai MATANE dihibahkan kepada sebagian penduduk Kampung Marampit yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam badai Tsunami yang terjadi pada bulang oktober 1904, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Batas di sebelah utara tanah yang dihibahkan itu adalah tanah adat kampung Laluhe yang ditanami tanaman sagu (Dari ALO sampai MATANE);
2) Penduduk yang bermukim disitu (Dari ALO sampai MATANE), tidak boleh merusak Tanaman Sagu;
3) Penduduk yang bermukim disitu (Dari ALO sampai MATANE), harus manaati batas tanah yang ditentukan yakni 15 meter dari pinggir jalan ke tanaman sagu;
4) Kampung Laluhe tidak mempersiapkan Tanah pemukiman bagi penduduk yang bermukim disitu (dari ALO sampai MATANE) turun temurun.
2. Batas Wilayah Kampung :
a. Sebelah Utara : Wore, Appa’, Eama
b. Sebelah Timur : Matane, Talumadun, Muri, Nalo, Tere, Eama
c. Sebelah selatan : Laut
d. Sebelah Barat : Tiwu’, Tamalongge, Soco’, Tambun, Wore

C. HUKUM DAN WILAYAH HUKUM (Bagian IV)
1. Hukum
Hukum yang berlaku sejak Kampung Laluhe didirikan (1619) adalah hukum dan peraturan Adat Kampung Laluhe.
2. Wilayah Hukum
Wilayah hukum dan peraturan Adat Kampung Laluhe adalah Wilayah Kampung Laluhe ketika didirikan (1619).


D. PENDUDUK
1. ASAL USUL PENDUDUK
Penduduk pertama kampung Laluhe bernama SIN YO, Konon ia tiba di Pulau-pulau Nanusa menumpang sebuah rakit lalu mendarat di Pulau Hinuntingan (Pulau Kakorotan). Dari sana ia menyeberang ke pulau Ahewalange (Pulau Marampit) lalu menetap di tempat yang bernama SINULEAN letaknya 500 meter sebelah barat Kampung Laluhe sekarang.
Dari SINULEAN ia mencari tempat yang lebih aman dari gangguan musuh yakni sebuah bukit yang kini dikenal dengan nama TUMINGAN_TALUMADUN di singkat TALUMADUN. Bukit ini dikelilingi dengan tebing batu yang terjal, didalamnya terdapat gua yang sangat strategis sebagai tempat perembunyian. Sejak Zaman Sinyo sampai dengan SUMAWELAMBUN generasi ke-9 bukit ini menjadi tempat persembunyian, sedangkan untuk bercocok tanam dan mendirikan pondok kecil adalah di SINULEAN, WULAU dan RAPELO. Mungkin karena tempat ini letaknya hanya 150 m dari mata air “PAPAELO” di RAPELO.
RAPITAN Tokoh pendiri Kampung Laluhe adalah generasi ke-15 dari SIN YO atau Generasi ke-6 dari SUMAWELAMBUN di lahirkan di bukit itu dan menjadikannya benteng pertahanan.
Menurut catatan silsilah dalam buku silsilah penduduk Kampung Laluhe, dari SIN YO sampai dengan SUMAWELAMBUN 9 generasi, dari SUMAWELAMBUN sampai dengan RAPITAN (Tokoh pendiri/Ratumbanua I Kampung Laluhe) 6 generasi, dan dari Rapitan sampai dengan Ratumbanua sekarang (Richard Liunsanda) adalah 10 generasi. Silsilahnya sebagai berikut :
a. Dari SIN YO sampai dengan SUMAWELAMBUN :
1. KUNUSINTI
2. LANDO
3. YOMPCULANGI
4. MANGAPANNUSA
5. YULANGUNUSA
6. TAGGATINE
7. YAPITEN
8. WELEMBANUA
9. SUMAWELAMBUN
b. Dari SUMAWELAMBUN sampai denga RAPITAN
1. WENTAN
2. LIWAWO
3. YAERE
4. RAPITAN (I)
5. WALOWANUA
6. RAPITAN (II)/ RAPITAN
c. Dari RAPITAN sampai dengan RICHARD LIUNSANDA
1. MALAA
2. (RATUMBANUA) MANANGGO
3. (RATUMBANUA) LANTAA I
4. (RATUMBANUA) LALIBOSO
5. WULAEN NGUNDU
6. LARE
7. NGELLO
8. (RATUMBANUA) JUNUS LANTAKA
9. (RATUMBANUA) RUTH LANTAKA
10. (RATUMBANUA) RICHARD LIUNSANDA
Secara keseluruhan, silsilah dari SIN YO sampai dengan penduduk kampung Laluhe sekarang adalah 25 bahkan 26-27 generasi.

Jumat, 13 November 2009

KAPAN FAKULTAS ILMU HUKUM UNIMA DIDIRIKAN???

Sejarah Singkat UNIMA

Universitas Negeri Manado (UNIMA) sebelumnya adalah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) satu diantara 4(empat) PTPG yang didirikan di Indonesia yaitu PTPG Batusangkar, PTPG Malang, PTPG Bandung, dan PTPG Tondano, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 2450/KB/1955 tanggal 22 September 1955.
Pada tahun 2025, Universitas Negeri Manado akan menjadi sebuah Perguruan Tinggi yang mapan dengan program Sarjana yang diakui secara Internasional, program pendidikan guru yang mantap, program Pasca Sarjana yang kuat dalam bidang-bidang pilihan, dan sebuah pusat penelitian dan pengembagan, yang diharapkan memainkan pernanan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian dan karya kreatif lainnya, dan dalam penyiapan ilmuan yang matang.

Unima awal berdiri bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) - satu dari empat PTPG yang didirikan pertama di Indonesia yaitu PTPG Batusangkar (Sumatera Utara), PTPG Malang (Jawa Timur), PTPG Bandung (Jawa Barat), PTPG Tondano (Sulawesi Utara), berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 2450/KB/1955 tanggal 22 September 1955.

PTPG Tondano kemudian mengalami berbagai perubahan. Mula-mula menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, lalu berubah menjadi FKIP Unhas Tondano di Manado, FKIP Universitas Sulawesi Utara dan Tengah (Unsulutteng), IKIP Yogyakarta Cabang Manado dan terakhir menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Manado yang berdiri sendiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 38 tanggal 8 Maret 1965 juncto Keppres Nomor 275 Tahun 1965 tanggal 14 September 1965.

Pada 13 September 2000, IKIP Manado dikonversi menjadi Universitas Negeri Manado berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2000 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Yahya Muhaimin pada tanggal 14 Oktober 2000.
Periode ini UNIMA dipimpin oleh Prof Dr Ph EA Tuerah MSi DEA sebagai Rektor uNIMA Periode 2008-2013.
Saat ini UNIMA mempunyai salah satu Program Studi Andalan yakni program studi Ilmu Hukum. Walaupun masih seumur jagung tapi Prodi Ilmu Hukum UNIMA sudah dikenal dan di akui oleh Universitas lain karena keunggulannya dalam debat ilmiah antar Fakultas Hukum Se Sulawesi Utara yang sudah Lima kali berturut-turut memenangkan Lomba Debat Ilmiah. Dan pernah mengikuti mood court di Jakarta dengan mendapatkan PEringkat ke-15 seIndonesia.
Namun hal ini belum membuat Mahasiswa dan dosen yang ada di Prodi Ilmu Hukum UNIMA merasa puas, sebab sampai saat ini Prodi Ilmu Hukum UNIMA belum menjadi Fakultas. Padahal saat ini dalam mencari pekerjaan yang selalu di minta adalah Akreditasi Fakultas Hukum. Kapankah Keinginan Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum agar Prodi Ilmu Hukum menjadi Fakultas dapat segera terealisasi???